SUBSIDIARIES PENDAHULUAN
KONSEP MEDIS
A. DEFINISI
Pleura mempunyai bentuk anatomi yang kompleks serta resiko kelainan patologi yang cukup besar. Hal ini terlihat pada rongga pleura yang sewaktu-waktu memungkinkan terkena keadaan patologis yang serius seperti efusi karena Infeksi, neoplasma, hemothoraks, kilothoraks, empiema dan adanya udara pneumothoraks.
pleura adalah suatu lapisan tebal kulit ganda jaringan tipis yang terdiri dari: sel-sel mesotelial, Jaringan ikat, pembuluh-pembuluh darah kapiler, dan pembuluh-pembuluh getah bening. Seluruh Jaringan tesebut memisahkan paru-paru dari dinding dada dan mediastinum.
Efusi pleura adalah pengumpulan cairan hearts rongga pleura yang terletak diantara permukaan visceral dan parietal. efusi pleura merupakan proses penyakit primer yang Jarang Terjadi tetapi biasanya merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain. Beroperasi normal, ruang pleura mengandung sejumlah Kecil Cairan (5-15 ml) berfungsi sebagai pelumas Yang memungkinkan permukaan pleural bergerak tanpa adanya friksi. (Suzanne C Smeltezer Dan Brenda G. Bare, 2002).
Efusi pleura merupakan keadaan Terdapat Cairan hearts Jangka Waktu Berlebihan Didalam Rongga pleura. pada Kondisi normal, Rongga Penyanyi Hanya Berisi Sedikit Cairan (5 Sampai 15 ml) ekstrasel Yang melumasi permukaan pleura. Peningkatan Produksi ATAU Penurunan pengeluaran ada Cairan akan mengakibatkan efusi pleura (Kowalk, 2011).
Untuk review mempermudah pengertian Dan letak terjadinya effusi pleura, can be kitd perhatikan gambar fisiologi paru sebagai mana berikut Penyanyi: Dalam keadaan normal, Rongga pleura Berisi Sedikit Cairan (Sekitar 10-20 ml) untuk review Sekedar melicinkan permukaan pleura parietalis Dan visceralis Yang saling Bergerak karena adanya activities bernafas. Cairan MASUK Ke hearts Rongga through pleura parietalis Yang bertekanan Tinggi Dan Oleh diserap sirkulasi di pleura visceralis Yang bertekanan randah. Dan diserap also Oleh kelenjar limfe hearts pleura parietalis Dan pleura visceralis.
Efusi pleura Adalah penumpukan Cairan di hearts Ruang pleura, Proses penyakit primer Jarang Terjadi namun biasanya Terjadi sekunder Akibat penyakit lain. Efusi can be Berupa Cairan Jernih, Yang mungkin merupakan transudat, eksudat, ATAU can be Berupa Darah ATAU nanah (Baughman C Diane, 2000 .
Efusi pleura Adalah Kondisi Yang ditandai Oleh penumpukan Cairan di ANTARA doa lapisan tebal kulit pleura (membran Yang memisahkan paru-paru DENGAN Dinding Dada Bagian hearts). Sebenarnya Cairan Yang diproduksi pleura Penyanyi berfungsi sebagai pelumas Yang membantu kelancaran Pergerakan paru-paru ketika bernapas. Namun ketika Cairan tersebut Berlebihan Dan menumpuk, Maka can menimbulkan gejala-gejala Tertentu, seperti Nyeri dada Saat menarik Dan membuang napas, batuk, Demam, Dan Sesak napas. Gejala efusi pleura biasanya terasa Anda JIKA Kondisi Penyanyi Sudah memasuki tingkat Menengah ATAU Parah. JIKA penumpukan Cairan Masih tergolong Ringan, biasanya Penderita TIDAK akan merasakan gejala apa-APA .
Klasifikasi efusi pleura
1. Efusi pleura transudat
PADA efusi JENIS transudat Penyanyi Keseimbangan kekuatan menyebabkan pengeluaran ada Cairan Dari pembuluh Darah. MEKANISME terbentuknya transudat KARENA peningkatan Tekanan hidrostatik (CHF), Penurunan onkotik (hipoalbumin) Dan Tekanan pleura intra negatif Yang Meningkat (atelektaksis Akut).
Cairan Ciri-Ciri:
a. serosa Jernih
b. Berat JENIS randah (dibawah 1,012)
c. Terdapat limfosit Dan mesofel tetapi TIDAK ADA neutrofil
d. Protein <3%
Penimbunan Cairan transudat hearts Rongga pleura dikenal DENGAN hydrothorax, penyebabnya:
a. Payah Jantung
b. Penyakiy ginjal (SN).
c. Penyakit hati (SH).
d. hipoalbuminemia (gangguan nutrisi, malabsorbsi)
2. Efusi pleura eksudat
Eksudat Penyanyi terbentuk sebagai Akibat penyakit Dari pleura ITU Sendiri Yang berkaitan DENGAN peningkatan permeabilitas kapiler (missal pneumonia) ATAU drainase limfatik Yang berkurang (missal obstruksi Aliran limfa KARENA karsinoma). Ciri Cairan eksudat:
a. Berat JENIS> 1,015%.
b. protein Kadar> 3% ATAU 30 g / dl
c. protein Ratio pleura berbanding LDH serum 0,6
d. LDH Cairan pleura LEBIH gede daripada 2/3 Batas differences LDH serum yang normal
e. Warna Cairan Keruh
Penyebab Dari efusi eksudat Penyanyi Adalah:
1) Kanker: karsinoma bronkogenik, mesotelioma ATAU penyakit metastatik Ke paru ATAU permukaan pleura.
2) Infark paru
3) Pneumonia.
4) virus Pleuriti
B. ETIOLOGI
Berdasarkan Jenis Cairan Yang terbnetuk, Cairan pleura dibagi Menjadi transudat, eksudat Dan hemoragis
1. Transudat can be disebabkan Oleh Kegagalan Jantung kongestif (Gagal Jantung kiri), sindroma Nefrotik, asites (Oleh KARENA sirosis kepatis), syndroma vena cava superior, tumor, sindroma Meig.
2. eksudat disebabkan Oleh Infeksi, TB, preumonia Dan sebagainya, tumor, infark paru, radiasi, penyakit kolagen.
3. effusi hemoragis can be disebabkan Oleh adanya tumor, trauma, infark paru, tuberkulosis.
4. Berdasarkan LOKASI Cairan Yang terbentuk, effusi dibagi Menjadi unilateral Dan bilateral. Efusi Yang unilateral TIDAK mempunyai Kaitan Yang Spesifik DENGAN penyakit penyebabnya akan tetapi effusi Yang ditemukan bilateral PADA penyakit-penyakit dibawah ini: Kegagalan Jantung kongestif, sindroma Nefrotik, asites, infark paru, lupus eritematosus sistemik, tumor Dan tuberkolosis.
Hambatan resorbsi Cairan Dari Rongga pleura, KARENA adanya Bendungan seperti PADA dekompensasi kordis, penyakit ginjal, tumor mediatinum, sindroma Meig (tumor ovarium) Dan sindroma vena kava superior. Pembentukan Cairan Yang Berlebihan, KARENA radang (tuberculosis, pneumonia, virus), bronkiektasis, abses amuba subfrenik Yang Menembus Ke Rongga pleura, KARENA tumor Dimana MASUK Cairan berdarah trauma Dan KARENA. Diindonesia 80% KARENA TBC.
Penyebab berbaring Dari efusi pleura Adalah:
1. Gagal Jantung
2. protein Kadar Yang Rendah.
3. sirosis.
4. Pneumonia.
5. Tuberkulosis.
6. Emboli paru.
7. Tumor.
8. Cidera di dada
9. Obat-obatan (hidralazin, prokainamid, isoniazid, fenitoin klorpromazin, nitrofurantoin, bromokriptin, dantrolen, prokarbazin).
10. Pemasangan selang untuk review MAKANAN ATAU selang intravena Yang Kurang Baik
C. PATOFISIOLOGI.
Dalam keadaan TIDAK ADA yang normal Rongga kosong ANTARA pleura parietalis Dan pleura vicelaris, KARENA di ANTARA pleura tersebut Terdapat Cairan ANTARA 1 - 20 cc Yang merupakan tipis lapisan tebal kulit serosa Dan Selalu Bergerak teratur.Cairan Yang Sedikit Penyanyi merupakan pelumas ANTARA kedua pleura, sehingga pleura tersebut Mudah bergeser Satu sama lain. Di ketahui bahwa Cairan di Produksi Oleh pleura parietalis Dan Selanjutnya di absorbsi tersebut can be Terjadi KARENA adanya Tekanan hidrostatik PADA pleura parietalis Dan Tekanan osmotik koloid PADA pleura viceralis. Cairan kebanyakan diabsorbsi Oleh sistem limfatik Dan Hanya sebagian Kecil diabsorbsi Oleh sistem kapiler pulmonal. Hal Yang memudahkan penyerapan Cairan Yang PADA pleura viscelaris Adalah terdapatnya Banyak mikrovili disekitar sel - sel mesofelial. Jangka Waktu Cairan hearts Rongga pleura Tetap. KARENA adanya Keseimbangan ANTARA Produksi Dan absorbsi. Keadan Penyanyi can Terjadi KARENA adanya Tekanan hidrostatik sebesar 9 cm H2O Dan Tekanan osmotik koloid sebesar 10 cm H2o. Keseimbangan tersebut can be terganggu Oleh beberapa HAL, shalat Satunya Adalah Infeksi tuberkulosa paru.
Terjadi Infeksi tuberkulosa paru, Yang Pertama basil Mikobakterium tuberkulosa MASUK through Saluran nafas Menuju alveoli, terjadilah Infeksi primer. Dari Infeksi primer Penyanyi akan Timbul peradangan Saluran getah bening Menuju hilus (Limfangitis lokal) Dan also diikuti DENGAN pembesaran kelenjar getah bening hilus (limphadinitis regional). Peradangan PADA Saluran getah bening akan mempengaruhi permebilitas membran. Permebilitas membran akan MENINGKAT Yang akhirnya can be menimbulkan akumulasi Cairan hearts Rongga pleura. Kebanyakan terjadinya effusi pleura Akibat Dari tuberkulosa paru through fokus subpleura Yang robek ATAU through Aliran getah bening. Sebab berbaring can be also Dari robeknya pengkejuan kearah Saluran getah bening Yang Menuju Rongga pleura, iga ATAU columna vetebralis.
Adapun Bentuk Cairan effusi Akibat tuberkolusa paru Adalah merupakan eksudat, Yaitu Berisi protein Yang Terdapat pada Cairan pleura tersebut KARENA Kegagalan Aliran protein getah bening. Cairan Penyanyi biasanya serous, kadang - kadang can also hemarogik. Dalam SETIAP ml Cairan pleura Bias mengandung leukosit ANTARA 500 - 2000. Mula - mula Yang sedominan Adalah sel - polimorfonuklear sel, TAPI kemudian sel limfosit, Cairan effusi Sangat Sedikit mengandung Kuman tubukolusa. Timbulnya Cairan effusi bukanlah KARENA adanya tubukolosis Bakteri, KARENA TAPI Akibat adanya effusi pleura can be menimbulkan beberapa perubahan Fisik ANTARA berbaring: Irama pernapasan TIDAK Teratur, Frekwensi pernapasan MENINGKAT Pergerakan dada Asimetris, dada yanbg LEBIH cembung, fremitus raba melemah, perkusi redup. Selain HAL - HAL Diatas ADA perubahan berbaring Yang ditimbulkan Oleh effusi pleura Yang diakibatkan Infeksi tuberkolosa paru Yaitu peningkatan Suhu, batuk Dan Berat Badan menurun .
D. MANIFESTASI KLINIS
manifestasi Kinik Yang Muncul (Tierney 2002 Dan Tucker, 1998)) Adalah
1. nafas Sesak
2. Nyeri dada.
3. bernafas Kesulitan.
4. Peningkatan Suhu Tubuh JIKA ADA Infeksi.
5. Keletihan.
6. Batuk
Adanya timbunan Cairan mengakibatkan Perasaan sakit KARENA pergesekan, Penghasilan kena pajak Cairan Cukup Banyak rasa sakit Hilang. Bila Cairan Banyak, penderitaakan Sesak napas.
Adanya gejala-gejala penyakit penyebab seperti Demam, menggigil, Dan nyeridada pleuritis (pneumonia), Panas Tinggi (kokus), subfebril (tuberkulosisi), Banyak keringat, batuk, Banyak Riak.
Deviasi trakea menjauhi Tempat Yang sakit can be Terjadi, JIKA Terjadi mpenumpukan Cairan pleura Yang signifikan.
Pemeriksaan Fisik hearts keadaan berbaring Dan Duduk akan berlainan, karenacairan akan berpindah Tempat. Bagian Yang sakit akan Kurang Bergerak hearts pernapasan, fremitus melemah (raba Dan vokal), PADA perkusi didapati daerah adalah Pekak, hearts keadaan Duduk permukaan Cairan membentuk Garis melengkung (Garis Ellis Damoiseu).
Didapati Segitiga Garland Yaitu daerah adalah Yang PADA perkusi redup, timpani dibagian differences Garis Ellis Domiseu. Segitiga Grocco- Rochfusz, Yaitu daerah adalah Pekak KARENA Cairan mendorong mediastinum kesisi berbaring, PADA auskultasi daerah adalah Penyanyi didapati vesikuler melemah DENGAN ronki.
PADA permulaan Dan Akhir penyakit terdengar krepitasi pleura
E. KOMPLIKASI
PADA keadaan LEBIH lanjut, Bila TIDAK ditangani DENGAN Cepat Dan Tepat, Maka effusi pleura can be berdampak differences beberapa komplikasi berikut Penyanyi:
1. Pneumonia.
2. Penumothorax.
3. Hipertensi paru.
4. hemothorax (KARENA trauma PADA pembuluh Darah interkostalis).
5. Emboli Udara (KARENA adanya laserasi Yang Cukup hearts menyebabkan Udara Dari alveoli MASUK Ke vena pulmonalis).
6. laserasi pleura viserali
Sedangkan Beroperasi KHUSUS, effusi pleura Bila dibiarkan akan memiliki Dampak Terhadap Sistem Tubuh, diantaranya Adalah sebagai berikut:
a. Sistem Pernafasan
Terakumulasinya Cairan di Rongga pleura menyebabkan penekanan paruparu Yang mengakibatkan Daya development paru terganggu sehingga mengakibatkan Sesak nafas.
b. Sistem kardiovaskuler
Adanya peningkatan denyut nadi Dan yang termanifestasi Dari Sesak nafas KARENA Terjadi kompensasi, Tubuh Terhadap Kekurangan Oksigen.
c. Sistem pencernaan
Kegagalan nafas mengakibatkan Aliran Darah Ke otak berkurang, diteruskan Ke hipotalamus, merangsang nervus vagus Dan mengakibatkan peningkatan asam lambung, Maka Terjadi Mual Dan TIDAK ADA nafsu Makan.
d. Sistem / Pola AKTIVITAS Dan Istirahat
Sesak nafas PADA Saat Istirahat can be mengganggu ATAU merubah respon Terhadap AKTIVITAS ATAU latihan.
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Penatalaksanaan Diet effusi Pleura
Beroperasi diet Yang diberikan PADA KASUS effusi pleura Adalah TKTP (Tinggi KALORI Tinggi Protein Tujuannya Adalah untuk review memenuhi Kebutuhan KALORI Dan protein untuk review mencegah Dan Mengurangi adanya kerusakan Jaringan Tubuh, khususnya paru-paru Selain ITU diet TKTP also memberikan Manfaat sebagai berikut..:
a. Pembentukan Ikatan-ikatan Tubuh esensial
Hemoglobin sebagai pigmen sel Darah Merah Yang berfungsi sebagai zat pengangkut Oksigen Dan karbondioksida akan berikatan DENGAN protein, Begitu pula hearts Proses penggumpalan Darah, protein also Dibutuhkan.
b. Mengatur Keseimbangan Cairan Tubuh
Keseimbangan Cairan hearts intraseluler, intravaskuler, Dan interstisial diatur Oleh protein Dan Elektrolit, sehingga apabila Terjadi Kekurangan protein akan can be mengakibatkan Penurunan Dan perpindahan Cairan.
(Prinsip Dasar Ilmu Gizi, 2009).
2. Penatalaksanaan Medis effusi Pleura
1. Terapi Oksigen
Can be diberikan JIKA Terjadi Pernafasan Yang TIDAK adekuat.
2. Pemberian obat-obatan
Obat-obatan Yang biasa diberikan PADA effusi pleura diantaranya Adalah antibiotik, analgetik, antiemetik, Dan vitamin. Tujuan Pemberian obat-obat tersebut Adalah untuk review menghambat terjadinya Infeksi, mencegah penumpukan Cairan Kembali, menghilangkan ketidak nyamanan Serta dispneu. Pengobatan Spesifik ditujukan PADA penyebab dasar dasar Dari timbulnya effusi pleura (such as inviting participation Gagal Jantung kongestif, pneumonia, sirosis, TBC, trauma, dll)
3. Pemasangan WSD (air selaed drainase)
WSD (Water Selade Drainase) / CTT (Dada Thorax tube) Unit Adalah Suatu Yang BEKERJA sebagai menguras untuk review mengeluarkan Udara ATAU Cairan (Darah ATAU nanah) dari Rongga toraks Dan mediastinum DENGAN using pipa penghubung selang / saluran Yang dimasukan Ke hearts Rongga pleura (DepKes RI, 2008).
4. Pleurodesis
PADA Prosedur Penyanyi zat kimia dimasukkan PADA kavum pleura untuk review melekatkan doa lapis pleura. Hal Penyanyi can be mencegah terkumpulnya Cairan pleura Kembali. Zat-zat Yang Dipakai Adalah tetrasiklin (terbanyak Dipakai), bleomisin, parvum korinebakterium, Tio-tepa, 5-Fluorourasil.
5. Thoracosintesis
Aspirasi Cairan pleura (thorakosintesis) berguna sebagai sarana Diagnostik maupun terapeutik. Pelaksanaannya sebaiknya dilakukan PADA Pasien DENGAN POSISI Duduk. Aspirasi dilakukan PADA Bagian Bawah paru sela iga Garis aksilaris posterior DENGAN memakai Jarum kateter nomor 14.
6. Pengobatan lainnya
Bertujuan untuk review penanganan PADA effusi pleura malignan termasuk radiasi Dinding dada, bedah plerektomi, Dan terapi yang deuretik. (Kowalk dkk, 2011) .
7. Latihan Meniup Balon
Untuk review mengembangkan alveolus Yang kolaps, diperlukan Tekanan Udara Yang LEBIH gede DENGAN Cara meniup balon LEBIH keras PADA Waktu Mulai mengembangkan balon. Hal Penyanyi dimaksudkan untuk review melatih Pernafasan dan Pengembangan alveolus Yang Sempat terendam Cairan pleura agar fungsinya can be Kembali seperti Semula.
(Suzanne C Smeltezer Dan Brenda G. Bare, 2002).
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang hearts menegakkan diagnosis, penyebab, terapi Serta Medis Perlu dilakukan sebagai penunjang hearts pelaksanaanya. Adapun Pemeriksaan penunjang Yang Yang can be dilakukan Adalah sebagai berikut:
1. Foto rontgen dada (sinar tembus dada) .
2. USG pleura, berfungsi untk menentukan adanya Cairan hearts Rongga pleura.
3. CT scan dada.
4. Torakosentesis (untuk review mengambil Cairan Dan mengetahui warna Cairan)
a. Kekuning-kuningan: warna Cairan pleura yang normal .
b. Agak Kemerahan ATAU kemerahan: Terjadi PADA KASUS DENGAN trauma, infark paru, keganasan, Dan adanya Kebocoran aneurisma aorta.
c. Kehijauan Dan Agak purulen: menunjukkan adanya empiema.
d. Merah Coklat: menunjukkan adanya abses KARENA amuba.
Beberapa hasil temuan Dari Pemeriksaan Torakosentris can be TIMAH Keterangan sebagai berikut:
1. Biokimia: basil tahan asam (untuk review tuberkulosis), hitung sel Darah Merah Dan putih, kadar pH, Glukosa, amilase
2. sitologi: sel neutrofil, sel limfosit, sel mesotel, sel mesotel maligna, sel-sel gede DENGAN Banyak inti, sel lupus eritematosus sistemik.
3. Bakteriologi: Beroperasi menentukan Bakteri Yang menginfeksi.
4. Biopsi pleura.
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Diagram melukiskan LC Dan Istirahat
Gejala:
Kelemahan, kelelahan, malaise, Cepat Lelah. Insomnia, TIDAK Tidur. Merasa Gelisah Dan ansietas. Pembatasan AKTIVITAS / kerja sehubungan DENGAN Efek Proses penyakit. Kelemahan Dan / ATAU keletihan, perubahan PADA Pola Istirahat Dan selai Kebiasaan Tidur PADA Malam hari, adanya faktor-faktor Yang mempengaruhi Tidur Misal Nyeri, ansietas, berkeringat Malam.
Tanda: kesulitan ambulasi
2. Sirkulasi
Tanda:
Takikardia (respon Terhadap Demam, Dehidrasi, Proses inflamasi Dan Nyeri). Kemerahan, daerah ekimosis (Kekurangan vitamin K). Tekanan Darah hipotensi (Tanda syok), postural termasuk. Kulit / membran mukosa: turgor buruk, kering, bibir pecah-pecah (Dehidrasi / gangguan nutrisi).
3. Integritas ego
a. Gejala:
Ansietas, ketakutan such as inviting participation: Perasaan tak Berdaya / Tak Ada Harapan. Faktor stres Akut / Kronis such as inviting participation: Hubungan DENGAN Keluarga Dan pekerjan, Pengobatan Yang mahal.
. b Tanda:
Menolak, menyempit Perhatian, depresi.
4. Neurosensori
a. Gejala:
Gangguan pendengaran Dan penghidu, pusing adanya, sinkope
5. Pernapasan:
a. Gejala:
PADA Pemeriksaan penunjang can be terlihat adanya sumbatan seperti massa.
6. MAKANAN Dan Cairan
a. Gejala:
Penurunan lemak, tonus Otot Dan turgor kulit buruk. Membran mukosa bibir pucat; luka, inflamasi Rongga Mulut. Asupan Kurang adekuat Akibat lesi.
. b Tanda:
Penurunan Berat Badan, TIDAK toleran Terhadap diit / sensitif; buah Segar / sayur, Produk susu, MAKANAN berlemak.
7. Hygiene
a. Tanda :
Ketidakmampuan mempertahankan Perawatan Diri. Stomatitis menunjukan Kekurangan vitamin. Bau badan.
8. Nyeri Dan kenyamanan
a. Gejala;
Nyeri / Nyeri TEKAN PADA Perawatan (mungkin Hilang DENGAN defekasi), Titik Nyeri berpindah, Nyeri TEKAN (atritis), terasa Anda Panas.
. b Tanda:
Nyeri TEKAN PADA Bagian Wajah OS. Hidung, superaorbital, rahang.
9. Keamanan
a. Gejala;
Peningkatan Suhu 39-40 ° Celcius (eksaserbasi Akut). Penglihatan Kabur Akibat hematom neurologik, Alergi Terhadap Makanan / Produk susu (mengeluarkan histamin kedalam usus Dan mempunyai Efek inflamasi).
. b Tanda:
Lesi kulit mungkin ADA such as inviting participation: eritema nodusum (MENINGKAT Nyeri TEKAN, kemerahan Dan membengkak) PADA serbi, Muka; pioderma ganggrenosa (lesi TEKAN purulen / lepuh DENGAN Batas keunguan) Paha PADA, kesemek Dan mata kesemek.
10. Interaksi sosial
Gejala: * Masalah Hubungan / Peran sehubungan DENGAN Kondisi. Ketidak mampuan Aktif hearts sosial.
11. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi: PADA Bagian Wajah kemerahan, Terdapat luka Akibat Goresan vulnus Dan TIDAK terlihat PADA Wajah epistaksis.
. b Palpasi: Nyeri supraorbital TEKAN Akibat mundur terbuka, selain ITU terasa Anda Nyeri apabila ditekan.
a. Uji Diagnostik
· Pemeriksaan laboratorium
· Pemeriksaan Laju endaP Darah
· Hb Dan PCV: dibawah yang normal
· Leukosit: normal ATAU Sedikit MENINGKAT
· Ureum Dan eletrolit: ureum MENINGKAT, Na + Dan Cl - randah .
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan Efusi pleura:
a. Pola nafas TIDAK Efektif Berhubungan DENGAN Penurunan ekspansi yang paru .
b. Gangguan perffusi Jaringan b / d Penurunan kadar hb, ketidak stabilan hemolisis Dan Penurunan Suplai O2.
c. Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Berhubungan DENGAN asupan Yang TIDAK adekuat.
d. Defisit Perawatan Diri Yang Berhubungan DENGAN kelemahan neuromuskular.
e. ansietas Berhubungan DENGAN perubahan statusnya kesehatan.
PERENCANAAN / INTERVENSI
1. nafas Pola TIDAK Efektif Berhubungan DENGAN Penurunan ekspansi yang paru Tujuan: Pola nafas Kembali Efektif
Hasil :
1) Pola nafas Efektif
2) Bunyi nafas yang normal ATAU Bersih
3) TTV hearts Batas yang normal
4) Batuk berkurang
5) Ekspansi paru mengembang
Intervensi:
1) Kaji Pola nafas Klien
2) Beri POSISI Tidur Yang Nyaman PADA Klien.
3) Beri O2 Sesuai Kebutuhan.
4) Observasi tanda vital.
Rasional:
1) Mengetahui Batas keadekuatan Pola Pernafasan Klien
2) UNTUK memberikan rasa Nyaman Dan respirasi Pernafasan PADA Klien Saat Tidur.
3) Memaksimalkan bernafas Dan Menurunkan kerja nafas, memberikan kelembaban PADA membran mukosa Dan membantu pengenceran sekret.
memonitoring Perkembangan Kondisi Status kesehatan Klien
2. Gangguan perffusi Jaringan b / d Penurunan kadar hb, ketidak stabilan hemolisis Akibat Penurunan Suplai O2.
Tujuan: Klien TIDAK Dehidrasi Lagi.
Hasil :
· Wajah Klien TIDAK pucat Lagi.
· Kadar HB normal.
Intervensi
1) Kaji Pola nafas, mukosa membran, Dan turgor kulit.
2) Pantau Tanda-Tanda vital.
3) Ajarkan PADA Pasien teknik nafas hearts
4) Anjurkan PADA Klien untuk review meminum air putih Yang Banyak.
5) Berikan POSISI nyamanan such as inviting participation POSISI semifowler
Rasional.
1) Membantu mengevaluasi derajat ketidaknyamanan.meningkatnya Nyeri Beroperasi bertahap, Dehidrasi Yang berlebih PADA Klien.
2) Peningkatan TTV menandakan adanya peningkatan skala Anda Nyeri
3) Meningkatkan relaksasi kenyamanan Dan Menurunkan Nyeri.
4) Menurunkan ketegangan Otot sehingga Nyeri berkurang.
5) Memblokir rangsangan lmpuls Nyeri Ke otak sehingga Nyeri TIDAK dipersepsikan PADA Saat beristirahat
3. Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Berhubungan DENGAN asupan Yang TIDAK adekuat
Tujuan: Kebutuhan nutrisi Klien terpenuhi.
Hasil: keadaan Sales manager Baik Dan Berat Badan Sesuai DENGAN Umur.
Intervensi:
1) Kaji Pola Makan Klien.
2) Jelaskan PADA Klien bahwa pentingnya Kebutuhan nutrisi.
3) Anjurkan PADA Klien untuk review memakan MAKANAN hearts keadaan Hangat.
Rasional:
1) asupan Menentukan Yang dikonsumsi Klien sebagai dasar dasar hearts menentukan tindakan Selanjutnya.
2) Diharapkan can be memenuhi information yg Dibutuhkan Klien.
1) DAPAT meningkatkan nafsu Makan Klien DENGAN Baik. .
4. Defisit Perawatan Diri Yang Berhubungan DENGAN kelemahan neuromuskular.
Tujuan: Klien Mampu melakukan Perawatan Diri independently Kembali
Intervensi:
1) Kaji Pola AKTIVITAS Perawatan Diri Yang Mampu dilakukan Klien
2) Anjurkan PADA Klien untuk review melakukan AKTIVITAS Ringan hearts melakukan tindakan rawat Diri.
3) Anjurkan PADA Klien untuk review minum air apabila Sudah melakukan AKTIVITAS rawat Diri.
Rasional:
2) UNTUK mengetahui sejauhmana Perkembangan tindakan rawat Diri PADA Klien.
3) Agar membantu Klien mendorong kemampuan Fisik Dan MEMBUAT Klien Merawat Diri Sendiri hearts kebersihan pribadi.
Mencegah terjadinya Dehidrasi berlebih Bagi Klien.
4. ansietas Berhubungan DENGAN perubahan statusnya kesehatan.
Tujuan: rasa cemas Klien berkurang ATAU Hilang
Intervensi:
1) Kaji rasa Cemas Yang Mampu mempengaruhi kesehatan Klien.
2) Observasi tanda vital.
3) Ajarkan PADA Pasien teknik relaksasi.
4) Berikan tindakan kenyamanan such as inviting participation masase
5) Kolaborasi tim Medis Pemberian edukasi kesehatan PADA Pasien
Rasional:
1) Membantu mengevaluasi derajat ketidaknyamanan.meningkatnya kecemasan Pasien Beroperasi bertahap pasca Operasi, menunjukkan melambatnya Penyembuhan.
2) Peningkatan TTV menandakan adanya peningkatan skala Anda cemas
3) Meningkatkan relaksasi kenyamanan Dan Menurunkan Nyeri.
4) Menurunkan BEBAN atropi Otot.
5) Memblokir rangsangan lmpuls Nyeri Ke otak sehingga cemas TIDAK dipersepsikan Mampu berkurang.
DAFTAR PUSTAKA
- Betz, Sowden. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatrik . Edisi 2. Jakarta, EGC.
- Suriadi, Yuliani R. (2001). Asuhan Keperawatan PADA Anak . Edisi I. Jakarta, CV Sagung Seto.
- Tucker SM. (1997). Standar Perawatan Pasien . Edisi V. Jakarta, EGC.
- Smeltzer, Bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta, EGC.
- FKUI. (1985). Ilmu Kesehatan Anak . Volume 1. Jakarta, FKUI.
- Harlatt, Petit. (1997). Kapita Selekta Hematologi . Edisi 2. Jakarta, EGC.
- ACS. (2003). Apa Anemia? . Tersedia (online) http: // www // yahoo / perawat / LEUCEMIA / htm .
FORMAT Pengkajian
KEPERAWATAN INSTALASI Gawat Darurat ANAK
NAMA : -
TEMPAT PRAKTIK : -
TANGGAL : 28 - 03 APRIL 2016.
I. Identitas Anak
Nama : An. " A "
Umur : - Tahun
Alamat : -
Jenis Kelamin : -
Pekerjaan : -
No. RM : -
Agama : -
Tanggal MASUK : 29 maret 2016
Pengkajian Tanggal: 29 maret 2016
. II Keluhan Utama: nyeri dada Sebelah Kanan .
III. Gambaran KASUS
Klien DENGAN Orangtua Klien Datang di IGD Anak RSWS PADA Tanggal 29 maret 2016 DENGAN Nyeri dada Sebelah Kanan , Orangtua Klien meng Atakan Klien mengalami Nyeri dada sejak Satu minggu Yang Lalu SEBELUM Klien MASUK rumah sakit Klien dirujuk dari Rumah sakit La tammamala Soppeng , Keluhan Sesak dialami sejak 2 minggu Lalu ddan memperberat sejak Kurang LEBIH 1 minggu terakhir di, ADA Riwayat batuk Disertai lendir, TIDAK muntah, TIDAK Demam Serta TIDAK kejang. Anak malas minum Pengolahan Dan Makan , BAB biasa Buang air Kecil tidak lancar kuning. Riwayat menolak sejak 7 bulan Yang Lalu, Riwayat batuk DENGAN menderita TB paru dewasa TIDAK ADA.
PADA Saat dilakukan PADA Tanggal Pengkajian 29 maret 2016 Klien mengatakan Nyeri PADA dada Kanan Seakan tertusuk- tusuk DENGAN Sifat Hilang Timbul DENGAN skala Anda Nyeri 7 (0-10) Klien mengatakan Sesak, Terpasang O2 DENGAN Aliran 2 liter permenit, Klien mengatakan Kurang nafsu Makan, ditandai DENGAN stengah porsi dihabiskan, Orangtua Klien mengatakan cemas Terhadap kondiisi kesehatan anaknya sebelumnya Saat ini.
. IV Hasil Observasi PADA Anak:
- BB: 43 kg (sekarang),
- SB: 36,5 ° C
- P : 30 x Menit
- N : 86 x menit.
- TB: 1 45 cm .
- TD : 110 / 60mmHg
AKTIVITAS Sehari - HARI
A. nutrisi
no. | Kondisi | SEBELUM sakit | kontrol poli |
nutrisi Selera Makan menu Makan Frekuensi Beroperasi MAKANAN tindakan | |||
1 | Baik / Teratur | Nafsu Makan Hanya stengah porsi yg dihabiskan | |
2 | 1 porsi / Sekali Makan | 1 porsi, 3x Sehari TIDAK dihabiskan. | |
3 | 3x Sehari | 3x Sehari | |
4 | nasi, sayur, daging | Bubur, nasi, sayur, sup ikan | |
5 | TIDAK ADA | Nafsu Makan TIDAK Teratur .. | |
6 | mandiri | Dibantu. |
B. Cairan
NO. | Kondisi | SEBELUM sakit | Saat sakit |
1 | Beroperasi Minuman | Air putih, Susu. | Air putih, teh, susu |
2 | Frekuensi air minum | SETIAP Saat Kebutuhan | SETIAP Saat |
3 | kesulitan | TIDAK ADA | Ada kesulitan |
4 | tindakan | Mandiri | dibantu |
C. Eliminasi
NO. | Kondisi (BAB) | SEBELUM sakit | Saat sakit |
1 | Tempat | toilet | Toilet Sales manager RS |
2 | Frekuensi | 2 ATAU 3x / hari | BAB lancer ADA AMPAS. |
3 | konsistensi | Lunak | - |
4 | Kesulitan | TIDAK ADA | - |
5 | Tindakan | Mandiri | Mandiri. |
no. | Kondisi (BAK) | SEBELUM sakit | S aat sakit |
1 | Tempat | toilet rumah | toilet rumah |
2 | Frekuensi | TIDAK menentu | ≥800cc |
3 | Warna | Putih | Kuning. putih |
4 | Bau | Amoniak | Khas / Amoniak |
5 | kesulitan | TIDAK ADA | TIDAK ADA Hambatan Mobilitas. |
D. Istirahat Tidur
NO. | Tidur Istirahat | SEBELUM sakit | S aat sakit |
1 | siang | 2 jam (13,00 -15,00) | Istirahat Tidur terpenuhi 3 jam (13,00-16,00) |
2 | Malam | 8 jam (21.00 - 05.00) | 8 - 9 jam. |
NO. | Kebiasaan Sebelum Tidur | SEBELUM sakit | setelah sakit |
1 | tindakan | Ceritra DENGAN Keluarga | Ceritra DENGAN Keluarga |
2 | Kesulitan Tidur | TIDAK ADA | TIDAK ADA |
3 | Tempat | KAMAR Tidur | KAMAR Tidur. |
E. Diagram melukiskan LC
NO. | AKTIVITAS | SEBELUM sakit | Saat sakit |
1 | program | Pekerjaan sekolah dirumah, Pekerjaan Ringan dirumah. | Belum aktifitas PERNAH melakukan |
2 | SETIAP hari | Belum PERNAH melakukan. |
F. Kebersihan pribadi
NO. | Kebersihan pribadi | SEBELUM sakit | Saat sakit |
1 | mandi Frekuensi Tempat | ||
2 | 1x / hari | Belum PERNAH | |
3 | Kamar Mandi | - | |
4 | Cuci Rambut Frekuensi Cara | ||
5 | 2x Sehari | - | |
6 | sabun using. | - | |
7 | Perawatan kuku / F: C | 1x / 4minggu | Belum PERNAH |
alat | Gunting kuku | ||
8 | Gosok gigi | 1x / hari | 1x / hari |
I. Pemeriksaan Fisik.
A. Keadaan Sales manager Klien : baik.
1. GCS 15 : E4 M6 V5
B. Tanda - tanda vital (TTV)
A. Keadaan Sales manager: sakit sedang
B. Tanda-Tanda penting:
· Tekanan Darah : 100/60 mmHg
· Suhu : 36, 5 0 C
· Nadi : 86 x / mnt.
· Respirasi : 30 x / menit
C. Sistem pernapasan
1. Hidung
Inspeksi : Bentuk Hidung SIMETRIS, TIDAK ADA polip ATAU massa, TIDAK ADA massa PADA Rongga Hidung Klien. Klien pula mengatakan can be merasakan bau.
Palpasi : Klien mengatakan TIDAK ADA Nyeri TEKAN frontalis, maxillaries, massa tumor TIDAK ADA.
2. Leher
Inspeksi : TIDAK ADA pembesaran kelenjar tiroid PADA Leher Klien, can be berotasi Baik fleksi Dan ekstensi.
Palpasi : Tidak Terdapat pembesaran kelenjar tiroid PADA Leher Klien
TIDAK ADA Massa tumor.
3. Dada / thorax
Inspeksi : ukuran (anterior, posterior, transversal) sebuah SIMETRIS kiri Dan Kanan Nampak LEBIH gede
Palpasi : TIDAK ADA massa Dan tumor PADA Bagian dada Klien.
TIDAK ADA tampilan Gerakan Otot bantu pernapasan pd Klien
Suara nafas: vesikuler.
D. Sistem kardiovaskular Jantung.
1. Palpasi
T erdapat Nyeri TEKAN di Bagian dada PADA Saat bernafas, Tidak Terdapat tumor PADA Bagian dada Klien.
2. Auskultasi:
Pola ATAU Suara Jantung
S1: terletak di ICS 4 & 5 Kiri (area trikuspidal ventrikuler dipersepsikan DENGAN Bunyi "LUB".
S2: terletak di ICS 1 & 2 kiri (pulmonal) Dan dibagian Kanan (aorta). Dipersepsikan DENGAN Bunyi "DUB".
Paru - paru
Inspeksi: Pola nafas tingkat resspirasi
Perkusi : Bunyi Lapang paru (timpani) .
Auskultasi: Suara nafas vesikuler
E. Sistem pencernaan
1. Mulut
Inspeksi: GIGI: Karies gigi.
Gusi: TIDAK ADA perdarahan PADA Gusi Pasien.
Lidah: lembab, wrna merah muda keputihan
Palatum: Tidak memiliki lesi PADA Pasien
Amandel : TIDAK ADA pembesaran tonsil ATAU Riwayat tonsilitis
Kerongkongan: Klien TIDAK ADA Nyeri rangsangan menelan.
2. Gaster
Inspeksi : warna kulit sawo matang Tidak Terdapat luka.
Palpasi : TIDAK ADA Nyeri TEKAN
Auskultasi : Gerakan peristaltik bising usus 12x / menit.
3. Perut
Inspeksi : warna kulit sawo matang PADA Bagian Perut Klien
Auskultasi: peristaltik bising usus 10x / menit.
Perkusi : tympani
Palpasi : Terdapat Nyeri TEKAN perut.
F. Sistem indera
1. Mata
Inspeksi : Lapang pandang 180 , Tidak Terdapat Gangguan penglihatan PADA mata Klien, refleks pupil (isokor) mengecil apabila dibias cahaya.
2. Hidung
Inspeksi : Klien mengatakan Hidung Klien can be membedakan bau (such as inviting participation bau minyak kayu putih Dan bau feses.
Palpasi : Tidak Terdapat Nyeri TEKAN Os. Nasalis (tulang Hidung).
3. Telinga
Inspeksi : SIMETRIS kiri Dan Kanan
TIDAK ADA sumbatan meatus acusticus eksternus (MAE)
Kanal auditorius Bersih
TIDAK ADA Gangguan pendengaran PADA kedua Telinga Klien
Palpasi : Tidak Terdapat massa PADA Telinga Klien
Tidak Terdapat Nyeri TEKAN PADA kedua daun Telinga Klien.
G. Sistem Saraf
1. Fungsi serebral
a. Status orientasi mental normal.
Can be mengingat Dan mengetahui Benda Yang PERNAH dia Miliki, mengingat bagaimana rasa Dari buah jeruk dank lien Mampu mengingat ANGGOTA Keluarga Klien.
b. Kesadaran Klien
1) Mata: visus sentralis JAUH maupun Dekat.
Pasien Mampu Membuka mata Beroperasi spontan apabila PERAWAT Datang hearts Ruang Perawatan DENGAN SKOR 4.
2) respon motorik
Pasien Mampu menuruti Perintah Tanpa ADA Reaksi Nyeri apabila Pasien Langsung disuruh untuk review Mengangkat serbi DENGAN SKOR 6.
3) respon Verbal
Baik dan tidak ADA disorientasi PADA Klien
Can be merespon percakapan DENGAN Baik Dan industri tahu Di Lokasi mana besarbesaran berada Saat Penyanyi DENGAN SKOR 5.
c. Bicara DENGAN Klien
Percakapan responsif PENGGUNAAN bahasa Daerah DENGAN bahasa Indonesia baik, TIDAK ADA disorientasi.
2. Fungsi kranial.
1) Nervus I (olvactorius): fungsi fungsi penciuman Baik Dimana Klien
can be membedakan bau teh Dan rasa jeruk.
2) Nervus II (Optikus) : visus sentralis JAUH maupun Dekat
DENGAN Lapang pandang 180
3) Nervus III, IV, Dan VI (Okulomotorius, troklearis Dan abdusen)
Reaksi pupil mengecil Terhadap Bias cahaya. Gerakan bola mata 6 Arakh.
4) Nervus v (trigeminus).
Sensorik : can be merasakan rangsangan PADA kesemek, Wajah
Didepan refleks, kornea (+)
Motorik : Otot massiter Dan temporal (+) Saat Klien mengunyah.
5) Nervus VII (facialis)
Sensorik : can be merasakan rasa manis, asam Dan asin PADA lidah anterior.
Otonom : ADA lakrimalis dirangsang Dan salvias Bila
Motorik : Klien can be Tersenyum, Klien can be Mengangkat als.
6) Nervus VIII (Vestibulo cocklearis).
Sensorik : Tidak Terdapat Gangguan Keseimbangan
Pendengaran: fungsi fungsi penginderaan baik, can be mendengar
Bisikan DENGAN jarak pagar 3 meter.
7) Nervus IX (Glossofaringeus)
Sensorik : Klien can be merasakan pahit PADA belakang
Lidah.
Motorik : Tidak Terdapat Nyeri PADA Saat menelan.
8) Nervus XI (Assesoris).
Motorik : POSISI lidah SIMETRIS, TIDAK ADA deviasi Gerakan
lidah, lidah can be dijulurkan Dan digerakkan
kekiri Dan Ke Kanan Sambil diberi Tahanan.
3. Fungsi motorik
a. Tonus Otot TIDAK Bergerak Aktif
b. Kekuatan Otot
4. Fungsi sensorik: Klien can be merasakan Nyeri, Suhu Panas Dingin Dan
Rabaan.
5. Reflex
Bisep : +
Trisep : +
Patela : +
Babinsky: -
H. Sistem muskuloskeletal.
1. Kepala
Inspeksi : Bentuk messochepal.
Pergerakan can be fleksi Dan ekstensi.
Palpasi : TIDAK ADA Nyeri TEKAN.
2. Vertebra
Pergerakan baik, TIDAK ADA tanda- Tanda bahwa Klien skoliosis
3. Lutut
Inspeksi : Tidak Terdapat pembengkakan PADA lutut maupun Tanda adanya tumor.
Palpasi : TIDAK ADA Nyeri TEKAN PADA kesemek Klien
4. Kaki
Ispeksi : Tidak Terdapat pembengkakan PADA daerah persendian
Palpasi : Terdapat Nyeri TEKAN PADA Bagian betis.
5. Tangan
Inspeksi : Terdapat udem PADA Bagian serbi kiri.
Pergerakan Lengan Klien sedang
Kekuatan Otot
Palpasi TIDAK ADA udem Dan massa
I. Sistem integumen
Rambut: warna hitam, TIDAK Mudah rontok
Kulit : Sawo matang, Suhu: 36, 5 , Kulit Sedikit lembab dikarenakan keringat. Turgor kulit normal.
Kuku : CRT Kurang LEBIH 2 detik, Tidak Terdapat clubbing ferger, Tidak Terdapat adanya tanda - tanda sianosis.
J. Sistem endokrin.
Tidak Terdapat pembesaran PADA kelenjar tiroid.
Eksresi TIDAK urine Berlebihan
Keringat berlebih PADA Klien menunjukan adanya tanda - tanda Dehidrasi.
K. Sistem perkemihan
TIDAK ADA Riwayat kencing batu. urin haluaran> 800cc
L. Sistem imun
Klien mengatakan TIDAK ADA Alergi PADA MAKANAN,
Klien merasa TIDAK memiliki ketergantungan PADA obat-obatan.
Tidak Terdapat Tanda bahwa penyakit Yang dialaminya Berhubungan DENGAN Cuaca.
V. * Masalah Keperawatan:
a. Nyeri Berhubungan DENGAN timbulnya abses PADA Bagian pleura.
b. Pola nafas TIDAK Efektif Berhubungan DENGAN Penurunan ekspansi yang paru .
c. Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Berhubungan DENGAN nafsu Makan menurun.
d. ansietas Orangtua Berhubungan DENGAN perubahan statusnya kesehatan PADA Anak.
Klasifikasi DATA
(CP IA)
NAMA Pasien : An. " A "
Nomor Rekam MEDIK : -
RUANG RAWAT : RUANGAN IGD ANAK
RS.WAHIDIN
Sudirohusodo.
NO. | Data subjektif | Data Objektif |
1. 2. 3. 4. | Klien mengatakan Nyeri PADA Bagian dada Seakan Tertusuk - tusuk Klien mengatakan Sesak Orangtua Klien mengatakan nafsu Makan Klien Kurang. Orang tua Klien mengatakan cemas Terhadap Kondisi kesehatan anaknya sebelumnya Saat ini. | - Wajah Klien Meringis - Skala Nyeri 7 (0-10) NRS Metode - Durasi 3 - 5x / mnt. - TTV TD : 1 1 0/ 6 0 mmHg Nadi : 8 6 x / menit Suhu : 36, 5 Pernapasan: 32 x / mnt - Terpasang O2 DENGAN Aliran 2 - 3 liter. - Nampak Klien Sesak PADA Saat berbaring - Nafsu Makan Klien Kurang. - Klien Makan Hanya Setengah porsi Yang dihabiskan. - BB: 38kg. - TTV TD : 1 1 0/60 mmHg Nadi : 86 x / menit Suhu : 36, 5 Pernapasan: 32 x / mnt. - Nampak Orang tua Klien cemas. - Orang tua Klien Sering bertanya - Tanya TENTANG Kondisi kesehatan anaknya. |
ANALISA DATA
(CP IB).
NAMA KLIEN : An. " A "
No.REKAM MEDIS : -
RUANG RAWAT : RUANGAN IGD ANAK
RSU Wahidin
Sudirohusodo
NO. | Data | Etiologi | masalah |
1. 2. 3. 4. | ds: Klien mengatakan Nyeri dada . Melakukan: - Nampak Wajah Klien Meringis - Skala Nyeri 7 (0 - 10). - Durasi 3 - 5 menit. - TTV TD: 11 0/ 6 0 mmHg Nadi : 86 x / menit Suhu : 3 6 Pernapasan: 30 x / mn t ds: - Klien mengatakan Sesak. Melakukan: - Terpasang O2 DENGAN Aliran 2 - 3 liter. - Nampak Klien Sesak PADA Saat berbaring ds: Orangtua Klien mengatakan nafsu Makan Klien Kurang. Melakukan: - Klien Dehidrasi. - Warna urine kesan kuning. - BB : 43Kg. - TTV TD : 110/60 mmhg Nadi : 86x/menit Suhu : 36,5 Pernapasan : 32x/mnt Ds: - Orang tua klien mengatakan cemas terhadap kondisi kesehatan anaknya saat ini. Do: - Orang tua klien cemas. - Orang tua klien sering bertanya – Tanya tentang kondisi kesehatan anaknya | Efusi pleura Penekanan pada bagian thoraks akibat terjadinya penumpukan cairan. Stimulasi pembelahan sel abnormal tidak terkontrol Impuls dirasakan di korteks serebri. Merangsang nosiseptor. nyeri berkurangnya hemoglobin dan vasokontriksi untuk memperbesar pengiriman O2. Kebutuhan suplai O2 bertambah. Ditandai dengan pucat serta hipoksia Pola nafas tidak efektif (penurunan mood makan) Absorbsi tidak adekuat Intake tidak adekuat Nutrisi kurang dari kebutuhan Beban informasi penyakit efusi pleura Kurang pengetahuan tentang penyakit efusi pleura. Perubahan status kesehatan. Cemas. | nyeri Pola nafas tidak efektif. Nutrisi kurang dari kebutuhan. Cemas. |
DIAGNOSA KEPERAWATAN
(CP II)
NAMA PASIEN : An. “A”
No. REKAM MEDIK : -
RUANG RAWAT : RUANGAN IGD ANAK RS.WAHIDIN
SUDIROHUSODO.
No. | Diagnosa | Tanggal ditemukan | Tanggal teratasi |
1. 2. 3. 4. | Nyeri berhubungan dengan timbulnya abses pada bagian pleura pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake tidak adekuat. Ansietas orangtua berhubungan dengan perubahan status kesehatan pada anak. | 29 maret 2016 29 maret 2016 29 maret 2016 29 maret 2016 |
RENCANA KEPERAWATAN
(CP III).
NAMA PASIEN : An. “A”
No. REKAM MEDIS : -
RUANG RAWAT : RUANGAN IGD ANAK
RS.WAHIDIN
SUDIROHUSODO.
No. | diagnosa | tujuan | intervensi | Rasional. |
1. 2. 3. 4. | Nyeri berhubungan dengan timbulnya abses pada bagian pleura. pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nafsu makan menurun. Ansietas orang tua berhubungan dengan perubahan status kesehatan pda anak. | Selama dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam, pasien mengatakan rasa nyeri pada bagian Dada berkurang atau hilang dengan kriteria hasil: - Wajah klien tidak meringis lagi. - TTV dlm batas normal - Klien tidak gelisah dan tidak mengeluh kesakitan - Skala nyeri 2(0-10 Selama dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam, pasien mengatakan tidak sesak lagi dengan kriteria hasil: - Klien tidak sesak - Kadar Hb normal. - Klien tidak dehidrasi. - Warna (BAK) kesan kuning. - Kebutuhan O2 terpenuhi Selama dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam, pasien mengatakan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi. dengan kriteria hasil: - keadaan umum baik - berat badan sesuai dengan umur. - Nafsu makan klien meningkat. - Pola makan teratur. Selama dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam, bertujuan klien mengatakan orangtua klien tidak cemas lagi. dengan kriteria hasil: - Orangtua klien tidak cemas lagi. | 1. Kaji tingkat nyeri, kualitas dan kuantitas nyeri. 2. Mengobservasi TTV. 3. Penatalaksanaan pemberian obat analgetik 1. Kaji pola nafas, membrane mukosa, dan turgor kulit. 2. Beri O2 sesuai dengan therapi. 3. Penatalaksanaan pemberian obat antibiotic 1.Kaji pola makan klien. 2.Jelaskan pada klien dan orangtua klien bahwa pentingnya kebutuhan nutrisi. 3.Anjurkan pada klien untuk memakan makanan dalam keadaan hangat 1.Kaji respon kecemasan orangtua klien sehubungan dengan penyakitnya 2.Anjurkan pada orangtua klien untuk mengerti dengan kondisi kesehatan anaknya saat ini. 3.Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian edukasi kesehatan pada klien dan keluarga klien. | 1.Membantu mengevaluasi derajat ketidaknyamanan.meningkatnya nyeri secara bertahap,menunjukkan melambatnya penyembuhan. 2.Peningkatan TTV menandakan adanya peningkatan skala nyeri. 3.Memblokir rangsangan lmpuls nyeri ke otak sehingga nyeri tidak dipersepsikan. 1. Membantu mengevaluasi derajat ketidaknyamanan.meningkatnya nyeri secara bertahap, dehidrasi yang berlebih pada klien. 2.Memenuhi kebutuhan supply O2. 3.Memblok dan mencegah terjadinya infeksi akibat bakteri 1.Mengetahui jumlah intake yang dikonsumsi klien. 2.Diharapkan dapat memenuhi informasi yg dibutuhkan klien. 3.Dapat meningkatkan nafsu makan klien dengan baik. 1.Membantu memonitoring tingkat kecemasan orangtua klien 2.Agar rasa cemas orangtua klien berkurang. 3.Agar rasa cemas tidak dipersepsikan mampu berkurang. |
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
(CP IV DAN V)
NAMA PASIEN : An. “A”
No. REKAM MEDIS : -
RUANG RAWAT : RUANGAN IGD ANAK
RS. WAHIDIN SUDIROHUSODO.
DX1: Nyeri berhubungan dengan timbulnya abses pada bagian pleura.
1. mengKaji tingkat nyeri, kualitas dan kuantitas nyeri.
Hasil:
- Klien mengatakan Nyeri pada Bagian dada sebelah kanan.
2. Mengobservasi TTV.
- Nampak wajah klien meringis - Skala nyeri 7(0 – 10). - Durasi 3 – 5 menit. - TTV TD : 110/60 mmhg Nadi : 86x/menit Suhu : 36.5 |
Hasil:
Pernapasan : 32x/mnt.
DX2: pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.
1. mengKaji pola nafas, membrane mukosa, dan turgor kulit.
Hasil:
- Klien mengatakan sesak
2. memBeri O2 sesuai dengan therapi.
Hasil:
- Telah diberi O2 dengan aliran 2 liter.
3. Penatalaksanaan pemberian obat antibiotic.
Hasil:
Telah dinjeksikan ceftasidim 1gr/12jam/intravena.
DX3: Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nafsu makan menurun.
implementasi
1. mengKaji pola makan klien.
Hasil:
- Orangtua klien mengatakan klien makan hanya stengah porsi yang dihabiskan.
- Klien mengatakan nafsu makan klien kurang.
2. menjelaskan pada klien dan orangtua klien bahwa pentingnya kebutuhan nutrisi.
Hasil:
- Klien dan Orangtua klien mau mengikuti apa yang telah diinformasikan dari dokter dan perawat
3. menganjurkan pada klien untuk memakan makanan dalam keadaan hangat.
Hasil:
- Klien dan Orangtua klien mau mengikuti apa yang telah diinformasikan dari dokter dan perawat.
DX4: ansietas orangtua berhubungan dengan perubahan status kesehatan pada anak.
1. mengkaji respon kecemasan orangtua klien sehubungan dengan penyakitnya.
Hasil:
- orangtua klien sering menanyakan kondisi kesehatan anaknya.
- Orangtua klien cemas terhadap kondisi kesehatan anaknya saat ini.
2. menganjurkan pada orangtua klien agar mau mengerti dengan kondisi kesehatan anaknya saat ini.
Hasil:
- orangtua klien mau menerima kondisi kesehatan anaknya saat ini.
3. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian edukasi kesehatan pada klien dan keluarga klien.
Hasil:
- Klien dan keluarga mampu mendengarkan informasi dari dokter dan perawat mengenai penyakit efusi pleura.
Evaluasi S.O.A.P:
NDX1: Nyeri berhubungan dengan timbulnya abses pada bagian pleura.
DS :
- Klien mengatakan Nyeri pada bagian dada sebelah kanan.
DO :
- Nampak wajah klien meringis - Skala nyeri 7(0 – 10). - Durasi 3 – 5 menit. - TTV TD : 110/60 mmhg Nadi : 86x/menit Suhu : 36,5 |
Pernapasan : 32x/mnt.
A : Nyeri
P: lanjutkan intervensi
1. mengkaji tingkat nyeri, kualitas dan kuantitas nyeri.
2. Mengobservasi TTV.
NDX2: pola pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.
DS:
- Klien mengatakan sesak.
- Terpasang O2 dengan aliran 2 liter. |
DO:
- Nampak klien sesak pada saat berbaring.
A : pola nafas tidak efektif
P: Lanjutkan intervensi
1. Kaji pola nafas, membrane mukosa, dan turgor kulit.
2. Beri O2 sesuai dengan therapi.
3. Penatalaksanaan pemberian obat antibiotic
NDX3: nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nafsu makan menurun.
DS :
- Orangtua Klien mengatakan nafsu makan klien kurang.
DO :
- Nafsu makan klien kurang.
- klien makan hanya setengah porsi yang dihabiskan.
- BB : 43Kg.
- TTV
TD : 110/60 mmhg
Nadi : 86x/menit
Suhu : 36,5°C
Pernapasan: 32x/mnt.
A : Nutrisi kurang dari kebutuhan
P: lanjutkan intervensi
3. mengKaji pola makan klien.
4. menjelaskan pada klien dan orangtua klien bahwa pentingnya kebutuhan nutrisi.
5. menganjurkan pada klien untuk memakan makanan dalam keadaan hangat.
NDX4: ansietas orangtua berhubungan dengan perubahan status kesehatan pada anak.
DS:
- Orang tua klien mengatakan cemas terhadap kondisi kesehatan anaknya saat ini.
DO:
- Orang tua klien cemas.
- Orang tua klien sering bertanya – Tanya tentang kondisi kesehatan anaknya.
A : Ansietas
P: Lanjutkan intervensi
4. mengkaji respon kecemasan orangtua klien sehubungan dengan penyakitnya.
5. menganjurkan pada orangtua klien agar mau mengerti dengan kondisi kesehatan anaknya saat ini.
6. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian edukasi kesehatan pada klien dan keluarga klien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar