LAPORAN PENDAHULUAN
A. KONSEP DASAR LANSIA
1. Pengertian
Lansia
Usia lanjut dikatakan
sebagai tahap ahir perkembangan pada daur kehidupan manusia ( Budi Anna
Keliat,1999). Sedangkan menurut pasal 1 ayat (2), (3),(4) No. 13 Tahun 1998
tentang Kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah
mencapai usia lebih dari 60 tahun.
2. Proses
Menua
Pada hakekatnya menjadi tua
merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap
kehidupannya yaitu masa anak, masa dewasa dan masa tua (Nugroho, 1992). Tiga
tahap ini berbeda baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki masa tua
berarti mengalami kemuduran secara fisik maupun psikis. Kemunduran fisik
ditandai dengan kulit yang mengendor, rambut memutih, penurunan pendengaran,
penglihatan memburuk, gerakan lambat, kelainan berbagai fungsi organ vital,
sensitivitas emosional meningkat dan kurang gairah.
Meskipun secara alamiah
terjadi penurunan fungsi berbagai organ, tetapi tidak harus menimbulkan
penyakit oleh karenanya usia lanjut harus sehat. Sehat dalam hal ini diartikan:
a. Bebas
dari penyakit fisik, mental dan sosial,
b. Mampu
melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari,
c. Mendapat
dukungan secara sosial dari keluarga dan masyarakat
3. Klasifikasi Lansia
a. Pralansia,
Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun.
b. Lansia,
Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih
c. Lansia
resiko tinggi, Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih / seseorang yang
berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan ( Depkes RI, 2003)
d. d. Lansia
potensial, Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan kegiatan yang dapat
menghasilkan barang / jasa ( Depkes RI, 2003)
e. Lansia tidak potensial, Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah,sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain ( Depkes RI,2003)
f. Menurut
WHO
Menurut oraganisasi
kesehatan dunia (WHO), lanjut usia meliputi:
1) Usia
pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.
2) Lanjut
usia (elderly) antara 60 – 74 tahun.
3) Lanjut
usia tua (old) antara 75 – 90 tahun.
4) Usia
sangat tua (very old) di atas 90 tahun.
4. Karakteristik Lansia
Menurut Anna Budi Keliat (1999), lansia memiliki karakteristik
sebagai berikut:
a. Berusia
lebih dari 60 tahun ( sesuai dengan pasal 1 ayat (2) UU No.13 tentang
kesehatan)
b. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari kebutuhan
biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi adaptif hingga kondisi maladaptif.
c. Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi.
KONSEP
MEDIS
A. DEFINISI
Osteoartritis (OA, dikenal juga sebagai artritis degeneratif, penyakit degeneratif sendi), adalah kondisi di mana sendi terasa nyeri akibat inflamasi ringan yang timbul karena gesekan ujung-ujung tulang penyusun sendi. Osteoartritis (OA) adalah bentuk dari arthritis yang berhubungan dengan degenerasi tulang dan kartilago yang paling sering terjadi pada usia lanjut.
Osteoartritis,
yang juga disebut dengan penyakit sendi degeneratif, artritis degeneratif,
osteoartrosis, atau artritis hipertrofik, merupakan salah satu masalah
kedokteran yang paling sering terjadi dan menimbulkan gejala pada orang – orang
usia lanjut maupun setengah baya. Terjadi pada orang dari segala etnis, lebih
sering mengenai wanita, dan merupakan penyebab tersering disabilitas
jangka panjang pada pasien dengan usia lebih dari 65 tahun. Lebih dari
sepertiga orang dengan usia lebih dari 45
tahun mengeluhkan gejala persendian yang bervariasi
mulai sensasi kekakuan sendi tertentu dan rasa nyeri intermiten yang
berhubungan dengan aktivitas, sampai kelumpuhan anggota gerak dan nyeri hebat
yang menetap, biasanya dirasakan akibat deformitas dan ketidakstabilan
sendi.
Degenerasi
sendi yang menyebabkan sindrom klinis osteoartritis muncul paling sering pada
sendi tangan, kaki, panggul, dan spine, meskipun dapat terjadi pada sendi
synovial mana pun. Prevalensi kerusakan sendi synovial ini meningkat dengan
bertambahnya usia. Pada sendi, suatu jaringan tulang rawan yang biasa disebut
dengan nama kartilago biasanya menutup ujung-ujung tulang penyusun sendi. Suatu
lapisan cairan yang disebut cairan sinovial terletak di antara tulang-tulang tersebut dan
bertindak sebagai bahan pelumas yang mencegah ujung-ujung tulang tersebut
bergesekan dan saling mengikis satu sama lain.
Osteoartritis
yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau osteoartrosis (sekalipun
terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang paling sering ditemukan dan
kerapkali menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas). (Smeltzer, C Suzanne, 2002
hal .1087). Osteoartritis merupakan golongan rematik sebagai penyebab kecacatan
yang menduduki urutan pertama dan akan meningkat dengan meningkatnya usia,
penyakit ini jarang ditemui pada usia di bawah 46 tahun tetapi lebih sering
dijumpai pada usia di atas 60 tahun. Faktor umur dan jenis kelamin menunjukkan
adanya perbedaan frekuensi (Sunarto, 1994, Solomon, 1997).
Sedangkan
menurut Harry Isbagio & A. Zainal Efendi (1995) osteoartritis merupakan kelainan
sendi non inflamasi yang mengenai sendi yang dapat digerakkan, terutama sendi
penumpu badan, dengan gambaran patologis yang karakteristik berupa buruknya
tulang rawan sendi serta terbentuknya tulang-tulang baru pada sub kondrial dan
tepi-tepi tulang yang membentuk sendi, sebagai hasil akhir terjadi perubahan
biokimia, metabolisme, fisiologis dan patologis secara serentak pada jaringan
hialin rawan, jaringan sub kondrial dan jaringan tulang yang membentuk
persendian. (R. Boedhi Darmojo & Martono Hadi ,1999).
Osteoarthritis (OA) atau penyakit degenerasi sendi ialah suatu penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat yang tidak diketahui penyebabnya, meskipun terdapat beberapa factor resiko yang berperan. Keadaan ini berkaitan dengan usia lanjut, terutama pada sendi-sendi tangan dan sendi besar yang mananggung beban dan secara klinis ditandai oleh nyeri, deformitas, pembesaran sendi dan hambatan gerak.
KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Aktivitas/istirahat
Gejala :
nyeri sendi karena pergerakan, nyeri tekan, yang memburuk dengan
stress dengan sendi, kekakuan senda pada pagi hari, biasanya terjadi secara
bilateral dan simetris.
Tanda :
malaise, keterbatasan ruang gerak, atrofi otot, kulit kontraktur atau kelainan pada sendi dan otot.
2. Kardiovaskuler
Gejala :
fenomena Raynaud jari tangan/kaki, missal pucat intermitten,
sianotik kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal.
3. Integritas
ego
Gejala :
factor-faktor stress akut/kronis missal finansial, pekerjaan,
ketidakmampuan, factor-faktor hubungan social, keputusan dan ketidakberdayaan.
Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas diri missal ketergantungan pada
orang lain, dan perubahan bentuk anggota tubuh.
4. Makanan
/ cairan
Gejala :
ketidakmampuan untuk menghasilkan atau mengonsumsi makanan atau
cairan adekuat : mual, anoreksia, dan kesulitan untuk mengunyah.
Tanda :
penurunan berat badan, dan membrane mukosa kering.
5. Hygiene
Gejala :
berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan
pribadi secara mandiri, ketergantungan pada orang lain.
6. Neurosensory
Gejala :
kebas/ kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada
jari tangan.
Tanda : pembengkakan sendi simetri.
7. Nyeri/kenyamanan
Gejala :
fase akut dari nyeri (disertai / tidak disertai pembengkakan
jaringan lunak pada sendi), rasa nyeri kronis dan kekakuan (terutama pada pagi
hari).
8. Keamanan
Gejala :
kulit mengkilat, tegang, nodus subkutaneus. Lesi kulit, ulkus
kaki, kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga, demam ringan
menetap, kekeringan pada mata, dan membrane mukosa.
9. Interaksi social
Gejala : kerusakan interaksi dengan keluarga/orang lain,
perubahan peran, isolasi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan :
1. Nyeri
akut/kronis berhubungan dengan inflamasi
2. Hambatan
mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri dan gangguan musculoskletal.
3. Difisit
perawatan diri berhubungan dengan terbatasnya gerakan sendi
4. Resiko
cidera berhubungan dengan penurunan fungsi tulang.
5. Gangguan
citra tubuh berhubungan dengan biofisik.
6. Difisiensi pengetahuan berhubungan dengan kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan sehubungan dengan kurangnya informasi.
PERENCANAAN/
INTERVENSI
1. Nyeri
akut/kronis berhubungan dengan inflamasi
Tujuan
& Kriteria Hasil |
Intervensi |
Pasien
akan : 1. Menunjukkan tingkat
kenyamanan. 2. Dapat mengendalikan
nyeri 3. Dapat melaporkan
karakteristik nyeri. |
1. Kaji keluhan nyeri,
catat lokasi dan intensitas (skala 0 – 10). 2. Berikan matras atau
kasur keras, bantal kecil. Tinggikan tempat tidur sesuai kebutuhan. 3. Biarkan pasien
mengambil posisi yang nyaman pada waktu tidur atau duduk di kursi. Tingkatkan
istirahat di tempat tidur sesuai indikasi 4. Dorong untuk sering
mengubah posisi. Bantu pasien untuk bergerak di tempat tidur, sokong sendi
yang sakit di atas dan di bawah, hindari gerakan yang menyentak. 5. Anjurkan pasien
untuk mandi air hangat . Sediakan waslap hangat untuk mengompres sendi-sendi
yang sakit beberapa kali sehari. 6. Berikan masase yang
lembut. 7. Kolaborasi Beri
obat sebelum aktivitas atau latihan yang direncanakan sesuai petunjuk. |
2. Hambatan
mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri dan gangguan musculoskletal.
Tujuan
& Kriteria Hasil |
Intervensi |
Pasien
akan : 1. Melakukan aktifitas
kehidupan sehari-hari secara mandiri dengan alat bantu 2. Memperlihatkan
mobilitas |
1. berikan terapi
latihan fisik : ambulasi, keseimbangan, mobilitas sendi, pengendalian
otoT Bantu dan dorong perawatan diri |
3. Difisit
perawatan diri berhubungan dengan gangguan moskuluskeletal.
Tujuan & kriteria hasil |
Intervensi |
Pasien
akan : 1. Menunjukkan
perawatan diri dan melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari |
1. Bantu perawatan
diri pasien : mandi/hygiene 2. Bantu pemenuhan
eliminasi pasien |
4. Resiko
cidera berhubungan dengan penurunan fungsi tulang
Tujuan & kriteria hasil |
Intervensi |
Pasien
akan : 1. Pasien dan keluarga
dapat mempersiapkan lingkungan yang aman. 2. Pasien dan keluarga
dapat menghindari cidera fisik. 3. Dapat memodofikasi
gaya hidup untuk mengurangi resiko |
1. Menejemen
lingkungan: pantau lingkungan fisik untuk memfasilitasi keamanan. 2. Berikan bimbingan
dan pengalaman belajar tentang kesehatan individu yang kondusif. 3. Identifikasi faktor
resiko potensial terjadinya cidera. |
5. Gangguan citra
tubuh berhubungan dengan biofisik.
Tujuan & kriteria hasil |
Intervensi |
Pasien
akan : 1. Menunjukkan
adaptasi dengan ketunadayaan fisik, penyesuaian psikososial. 2. Menunjukkan citra
tubuh positif dan harga diri positif. 3. Menunjukkan
kepuasan terhadap penampilan dan fungsi tubuh. 4. Menunjukkan
keinginan untuk menyentuh bagian tubuh yang mengalami gangguan |
1. Diskusikan persepsi
pasien tentang keadaan tubuh pasien. 2. Dorong pasien untuk
beradaptasi dengan persepsi stresor atau ancaman yang menghambat peran hidup. 3. Diskusikan dengan
pasien tentang faktor resiko potensial dan memprioritaskan strategi
menurunkan resiko. 4. Dorong pasien
terhadap peningkatkan penilaian personal terhadap harga diri. 5. Kolaborasi 6. Rujuk pada konseling psikiatri 7. Berikan obat-obatan sesuai petunjuk |
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer C. Suzannne,
(2002 ), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Alih Bahasa
Andry Hartono, dkk., Jakarta, EGC.
Judith M. Wilkinson.
& Nancy R. Ahern,(2012), Diagnosa Keperawatan Nanda NIC NOC, Jakarta, EGC
Doenges, EM.
(2000), Rencana Asuhan Keperawatan; Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, Alih Bahasa I Made Kariasa, dkk.
(2001), Jakarta, EGC.
Mansjoer, Arif,
2000., Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius FKUI, Jakarta.
Prince, Sylvia Anderson,
2000., Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit., Ed.
4, EGC, Jakarta.
![]() | |||
![]() | |||


![]() |

GI | : | Kedua orang tua dari klien telah meninggal dunia tanpa diketahui penyebabnya |
GII | : | Klien adalah anak ke 2 dari 2 bersaudara saat ini klien sedang menderita Osteo atritis |
GIII | : | Klien tdk memiliki keturunan sebab klien tinggal dengan orang lain yang tidak memiliki hubungan keluarga |

DS | DO |
Ø Klien mengatakan nyeri ekstremitas Kanan dan kiri terutama pada bagian persendian akibat kaku duduk Ø Klien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti tertusuk-tusuk yang bersifat hilang timbul dengan durasi 2-3 menit Ø Klien mengatakan nyeri yang dirasakan akan bertambah apa bila klien banyak bergerak Ø Klien mengatakan tidak dapat beraktivitas secara optimal karena badannya terasa kaku dan sulit untuk digerakkan Ø Klien mengatakan sulit untuk melakukan mobilitas | Ø Nyeri skala sedang 5 (skala 0-10) Ø Ekspresi wajah meringis Ø Klien tampak membatasi pergerakannya Ø Terdapat nyeri tekan pada ekstremitas kanan Ø TTV : - BP : 120/60 mmHg - HR : 74 x / menit - T : 36,6°C - RR : 20 x / menit Ø klien lebih banyak menghabiskan waktu ditempat duduk apabila pada pagi hari. Ø Ekstremitas bawah bagian kanan sedikit kaku |
NO | DATA | ETIOLOGI | MASALAH |
1. 2. | DS: Ø Klien mengatakan nyeri ekstremitas Kanan dan kiri terutama pada bagian persendian akibat kaku duduk Ø Klien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti tertusuk-tusuk yang bersifat hilang timbul dengan durasi 2-3 menit. Ø Klien mengatakan nyeri yang dirasakan akan bertambah apa bila klien banyak bergerak DO: Ø Nyeri skala sedang 5 (skala 0-10) Ø Ekspresi wajah meringis Ø Klien tampak membatasi pergerakannya Ø Terdapat nyeri tekan pada ekstremitas kiri Ø TTV : - BP : 120/60 mmHg - HR : 74 x / menit - T : 36,6°C - RR : 20 x / menit DS: Ø Klien mengatakan tidak dapat beraktivitas secara optimal karena klien merasa kaku duduk dan sulit untuk digerakkan Ø Klien mengatakan susah berjalan semenjak kaki kiri klien terjepit lemari ± 3 bulan yang lalu Ø Klien mengatakan nyeri yang dirasakan akan bertambah apa bila klien banyak bergerak DO : Ø Klien tampak hanya bisa merangkak saat melakukan aktivitas. Ø klien lebih banyak menghabiskan waktu ditempat tidur Ø Ekstremitas bawah bagian kiri kaku | Trauma pada kartilago eksternal/ ekstrinsik Ø Fraktur Ø Rupture ligament ![]() ![]() ![]() ![]() Nyeri Perubahan metabolisme sendi ![]() ![]() ![]() ![]() Hambatan mobilitas fisik | Nyeri Hambatan mobilitas fisik |
No | Diagnosa Keperawatan | Tanggal ditemukan | Tanggal teratasi |
1 | Nyeri berhubungan dengan trauma pada kartilago internal | 02 Mei 2016 | - |
2 | Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan Kelemahan otot, rangsangan nyeri | 02 Mei 2016 | - |
NO | NDX & DATA PENUNJANG | TUJUAN | RENCANA TINDAKAN | RASIONAL |
1 2 | Nyeri b/d trauma pada kartilago internal DS: Ø Klien mengatakan nyeri ekstremitas Kanan dan kiri terutama pada bagian persendian akibat kaku duduk Ø Klien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti tertusuk-tusuk yang bersifat hilang timbul dengan durasi 2-3 menit Ø Klien mengatakan nyeri yang dirasakan akan bertambah apa bila klien banyak bergerak DO: Ø Nyeri skala sedang 5 (skala 0-10) Ø Ekspresi wajah meringis Ø Klien tampak membatasi pergerakannya Ø Terdapat nyeri tekan pada ekstremitas kiri Ø TTV : - BP : 120/60 mmHg - HR : 74 x / menit - T : 36,6°C - RR : 20 x / menit Hambatan mobilitas fisik b/d Kelemahan otot, Nyeri DS: Ø Klien mengatakan tidak dapat beraktivitas secara optimal karena kaki kirinya terasa kaku dan sulit untuk digerakkan. Ø Klien mengatakan sulit untuk melakukan mobilitas . Ø Klien mengatakan nyeri yang dirasakan akan bertambah apa bila klien banyak bergerak DO : Ø Klien tampak hanya bisa merangkak saat melakukan aktivitas Ø klien lebih banyak menghabiskan waktu ditempat tidur Ø Ekstremitas bawah bagian kiri kaku | Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam 3-5 hari klien dapat mengatakan nyeri berkurang atau terkontrol dengan kriteria hasil : - Klien mengatakan nyeri berkuran - skala Nyeri 0(0-10) - Ekspresi wajah ceria - TTV : dalam batas Normal TD: 120 / 60-130 / 80 mmHg N : 60 –100x/ i P :18 - 24x/i S : 36,5–37,5 0C Klien dapat melakukan mobilitas secara optimal | 1. Kaji keluhan nyeri, lokasi dan karakteristik termasuk skala nyeri (skala 0-10) 2. Observasi TTV 3. Berikan kompres hangat pada area yang nyeri 4. Lakukan tindakan untuk meningkatkan kenyamanan (masase 5. Ajarkan dan Anjurkan penggunaan teknik manajemen nyeri (latihan napas dalam) bila muncul rasa nyeri 6. Penatalaksanaan pemberikan analgetik sesuai program pengobatan 1. Kaji kemampuan klien dalam melakukan aktivitas 2. Latihan ROM aktif dan pasif 3. Letakkan kebutuhan klien ada ditempat yang mudah dijangkau klien | 1. mempengaruhi pilihan / pengawasan keefektifan intervensi. 2. nyeri dapat mempengaruhi perubahan TTV 3. Dapat meningkatakan rasa nyaman dan mengurangi sensasi nyeri. 4. meningkatkan sirkulasi umum dan menurunkan area tekanan lokal dan kelelahan otot. 5. Nafas dalam dapat meningkatkan oksigenasi jaringan 6. Analgetik bekerja langsung pada pusat nyeri dan memblokir rangsangan nyeri 1. Mengidentifikasi kekuatan/kelemahan dan dapat memberikan informasi mengenai pemulihan 2. Latihan fisik dapat membantu dalam meningkatkan mobolitas sendi, meningkatkan mobilitas dan meningkatkan aktivitas sendi serta Menghindari kontraktur dan atropi 3. Agar klien dapat memenuhi kebutuhannya secara mandiri |
NO.DX | TANGGAL/JAM | IMPLEMENTASI | EVALUASI |
1 | 02 Mei 2016 08.30 08.45 08.50 08.53 | 1. Mengkaji keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0 – 10). Catat factor-faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non verbal Hasil : - Klien mengatakan nyeri pada kepala serta kedua lututnya - Klien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti tertusuk – tusuk. - Skala nyeri 5 (0-10) 2. Mengkaji TTV Hasil : - Tekanan darah : 130 / 70 mmHg - Nadi : 80x/ menit - Suhu : 36,5 0 C - RR : 20 x / menit 3. Mengajarkan klien tehnik distraksi dengan menonton tv bila nyeri yang dirasakan muncul Hasil : Klien mengtakan mengerti dan mengatakan akan mempraktekkan teknik yang diajarkan 4. Menganjurkan pasien untuk mandi beberapa kali sehari. Pantau air mandi Hasil : Klien mengatakan mau melakukan instruksi dari perawat agar mau mandi pagi. | Jam 08.30 S : - Klien mengatakan masih merasa nyeri pada kepala serta lututnya - Klien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti tertusuk - tusuk O : - Ekspresi wajah meringis - Klien nampak sering capek apabila berdiri dan selalu duduk. A : Masalah nyeri belum teratasi P : Lanjutkan Intervensi - Mengkaji keluhan nyeri, dan intensitas nyeri - Melakukan observasi TTV - Mengajarkan pada klien tehnik relaksasi apabila klien merasa capek. - Anjurkan pada klien untuk mandi. |
2 | 08.58 09.00 09.05 | 1. Mengkaji kemampuan dan kelemahan secara fungsional . Hasil : Klien sulit melakukan pekerjaan rumah secara mandiri, seperti: cuci pakaian sendiri namun klien masih mampu untuk merawat kamarnya. 2. Menjelaskan pada klien tentang proses dan manfaat latihan bagi tubuh untuk sering melakukan mobilitas Hasil : Klien memahami penjelasan yang diberikan 3. Mengajarkan dan demonstrasikan latihan ROM aktif/pasif Hasil : Klien bisa melakukan latihan gerakan yang ringan saja. . | Jam 08.58 S : - Klien mengatakan masih lututnya masih terasa sakit bila terlalu lama bergerak - Klien mengatakan lutut O : - Klien dapat mendemonstrasikan latihan ROM aktif / pasif yang diajarkan A : Masalah belum teratasi P :Pertahankan intervensi (1,2,3,4,5) - Mengkaji kemampuan dan kelemahan secara fungsional . - Mengkaji derajat mobilisasi klien dengan mengguna kan skala ketergantungan ( 0-4) atau dengan skala tingkat kemandirian. - Menjelaskan pada klien tentang proses penuan dan manfaat latihan bagi tubuh. - Mengajarkan dan demonstrasikan laithan ROM aktif/pasif. - Mengajarkan klien tehnik relaksasi. |
1. | 03 Mei 2016 08.00 08.12 08.18 08.20 | 1) Mengkaji keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0 – 10). Catat factor-faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non verbal Hasil : Klien mengatakan masih nyeri di kepala serta lututnya dengan skala nyeri (4) 2) Mengkaji TTV Hasil : - TD : 130/70 mmHg - Nadi : 78 x/menit - Suhu : 36°C - RR : 18x/ menit. 3) Mengajarkan klien tehnik relaksasi misalnya duduk di luar kamar atau jalan – jalan. Hasil : Klien mau mengikuti apa yang telah dianjurkan. 4) Menganjurkan pasien untuk mandi pada waktu bangun.pantau air mandi Hasil : Klien mengatakan akan melakukan anjuran perawat. | jam 08.00 S : - Klien mengatakan nyeri dilututnya sudah sedikit berkurang dengan skala ringan (3) O : - Ekspresi wajah rileks - TTV : · TD : 130 /70mmhg · Nadi : 78 x menit · Suhu : 36 0 C · RR : 18 x / menit A : Masalah nyeri belum teratasi (nyeri) P : Lanjutkan Intervensi - Mengkaji keluhan nyeri, dan intensitas nyeri - Melakukan observasi TTV - Mengajarkan pada klien tehnik relaksasi apabila klien merasa capek. - Anjurkan pada klien untuk mandi |
2. | 08.25 08.30 | 1. Mengkaji kemampuan dan kelemahan secara fungsional. Hasil : Klien sulit melakukan pekerjaan rumah secara mandiri, seperti: cuci pakaian sendiri namun klien masih mampu untuk merawat kamarnya 2. Mengajarkan dan demonstrasikan latihan ROM aktif/pasif Hasil : Klien bisa melakukan latihan gerakan yang ringan saja seperti latihan ROM pada tangan, kaki dan jari tangan. | Jam 08.25 S : - Klien mengatakan masih merasakan kaku pada persendiannya tapi tidak seperti kemarin O : - Klien masih terbatas dalam melakukan aktivitas - Lutut klien masih tampak kaku duduk dan berdiri. A : Masalah belum teratasi ( hambatan mobilitas fisik. P :lanjutkan intervensi · Menjelaskan pada klien tentang proses penuan dan manfaat latihan bagi tubuh. · Mengajarkan dan demonstrasikan laithan ROM aktif/pasif |
1. | 04 Mei 2016 07.45 07.50 08.00 | 1. Mengkaji keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0 – 10). Catat factor-faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non verbal Hasil : Klien mengatakan nyeri dilututnya sudah sedikit berkurang dengan skala Ringan (4) 2. Mengkaji TTV Hasil : - TD : 130/80 mmHg - Nadi : 80 x/menit - Suhu : 36°C - RR : 18x/ menit 3. Menganjurkan pasien untuk mandi pada waktu bangun. Pantau, air mandi Hasil : Klien mengatakan akan melakukan anjuran dari perawat. | jam 07.45 S : - Klien mengatakan nyeri dilututnya sudah sedikit berkurang dengan skala ringan (3) O : - Ekspresi wajah rileks - TTV : · TD : 130 /80mmhg · Nadi : 80 x menit · Suhu : 36 0 C · RR : 18 x / menit A : Masalah nyeri belum teratasi (nyeri) P : Lanjutkan Intervensi. - Mengkaji keluhan nyeri, dan intensitas nyeri - Melakukan observasi TTV - Mengajarkan pada klien tehnik relaksasi apabila klien merasa capek. - Anjurkan pada klien untuk mandi |
2. | 09.30 09.45 | 1. Mengkaji kemampuan dan kelemahan secara fungsional. Hasil : Klien sulit melakukan pekerjaan rumah secara mandiri, seperti: cuci pakaian sendiri namun klien masih mampu untuk merawat kamarnya. 2. Mengajarkan dan demonstrasikan latihan ROM aktif/pasif Hasil : Klien bisa melakukan latihan gerakan yang ringan saja seperti latihan ROM pada tangan, kaki dan jari tangan. | Jam 09.30 S : - Klien mengatakan masih merasakan kaku pada persendiannya tapi tidak seperti kemarin O : - Klien masih terbatas dalam melakukan aktivitas - Lutut klien masih tampak kaku A : Masalah belum teratasi P :Pertahankan intervensi · Menjelaskan pada klien tentang proses penuan dan manfaat latihan bagi tubuh. · Mengajarkan dan demonstrasikan laithan ROM aktif/pasif |
1. | 05 Mei 2016 07.35 07.50 07.55 | 1. Mengkaji keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0 – 10). Catat factor-faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non verbal Hasil : Klien mengatakan nyeri dilututnya sudah sedikit berkurang dengan skala ringan (3) 2. Mengkaji TTV Hasil : - TD : 130/80 mmHg - Nadi : 76 x/menit - Suhu : 36°C - RR : 20x/ menit 3. Menganjurkan pasien untuk mandi pada waktu bangun. Pantau air mandi Hasil : Klien mengatakan akan melakukan anjuran dari perawat dengan melakukan mandi pagi. | jam 07.35 S : - Klien mengatakan nyeri dilututnya sudah sedikit berkurang dengan skala sedang (4) O : - Ekspresi wajah rileks - TTV : · TD : 130 /80mmhg · Nadi : 76 x menit · Suhu : 36 0 C · RR : 20 x / menit A : Masalah nyeri belum teratasi (nyeri) P : Lanjutkan Intervensi - Mengkaji keluhan nyeri, dan intensitas nyeri - Melakukan observasi TTV - Mengajarkan pada klien tehnik relaksasi apabila klien merasa capek. - Anjurkan pada klien untuk mandi |
2. | 05 Mei 2016 08.30 08.45 | 1. Mengkaji kemampuan dan kelemahan secara fungsional. Hasil : Klien sulit melakukan pekerjaan rumah secara mandiri, seperti: cuci pakaian sendiri namun klien masih mampu untuk merawat kamarnya 2. Mengajarkan dan demonstrasikan latihan ROM aktif/pasif Hasil : Klien bisa melakukan latihan gerakan yang ringan saja seperti latihan ROM pada tangan, kaki dan jari tangan dengan | Jam 08.30 S : - Klien mengatakan masih merasakan kaku pada persendiannya tapi tidak seperti kemarin O : - Klien masih terbatas dalam melakukan aktivitas - Lutut klien masih tampak kaku A : Masalah belum teratasi P :Pertahankan intervensi · Mengkaji kemampuan dan kelemahan secara fungsional. · Mengajarkan dan demonstrasikan laithan ROM aktif/pasif |
1. | 06 Mei 2016 08.00 08.20 08.25 | 1. Mengkaji keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0 – 10). Catat factor-faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non verbal Hasil : Klien mengatakan nyeri dilututnya sudah sedikit berkurang dengan skala ringan (3) 2. Mengkaji TTV Hasil : - TD : 130/80 mmHg - Nadi : 80 x/menit - Suhu : 36°C - RR : 20x/ menit 3. Menganjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada waktu bangun. Sediakan waslap hangat untuk mengompres sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari. Pantau suhu air kompres, air mandi Hasil : Klien mengatakan akan melakukan anjuran perawat. | jam 08.00 S : - Klien mengatakan nyeri dilututnya sudah sedikit berkurang dengan skala ringan (3) O : - Ekspresi wajah rileks - TTV : · TD : 130 /80 · Nadi : 84 x menit · Suhu : 36 0 C · RR : 20 x / menit A : Masalah nyeri belum teratasi P : Lanjutkan Intervensi |
2. | 06 Mei 2016 08.30 08.45 | 1. Mengkaji kemampuan dan kelemahan secara fungsional. Hasil : Klien sulit melakukan pekerjaan rumah secara mandiri, seperti: cuci pakaian sendiri namun klien masih mampu untuk merawat kamarnya 2. Mengajarkan dan demonstrasikan latihan ROM aktif/pasif Hasil : Klien bisa melakukan latihan gerakan yang ringan saja seperti latihan ROM pada tangan, kaki dan jari tangan dengan | Jam 08.30 S : - Klien mengatakan masih merasakan kaku pada persendiannya tapi tidak seperti kemarin O : - Klien masih terbatas dalam melakukan aktivitas - Lutut klien masih tampak kaku A : Masalah belum teratasi P :Pertahankan intervensi · Menjelaskan pada klien tentang proses penuan dan manfaat latihan bagi tubuh. · Mengajarkan dan demonstrasikan laithan ROM aktif/pasif |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar